Kamis, 08 Mei 2008

Melirik Penataan dan Kebersihan Kota Bontang, Kaltim (5)

Bedah Kampung Bisa Ditiru Kota Pontianak

Untuk mewujudkan Kota Bontang yang bersih dan terlepas dari kesan pemukiman kumuh, setiap tahunnya Pemkot Bontang selalu mengimbau warganya untuk hidup dan berperilaku bersih. Selain itu hampir setiap tahun, Pemkot juga mengaktifkan bedah kampung.
Pada 2008 ini saja, sedikitnya 972 rumah keluarga miskin yang tak layak huni telah direhabilitasi menjadi rumah yang layak huni oleh Pemkot Bontang. Bedah rumah yang dilakukan sejak 2001 itu merupakan cikal bakal program bedah kampung yang dicanangkan Ketua BKKBN Pusat.
Bedah kampung merupakan salah satu upaya untuk mengubah wajah kampung yang semula kumuh menjadi wilayah bersih dan sehat seiring Bontang Sehat 2008. Pada bedah kampung ini, selain rumah yang diperbaiki juga lingkungannya termasuk perilaku masyarakatnya.
Hal ini diakui Walikota Bontang dr H Sofyan Hasdam SpS saat memberikan pengarahan kepada ibu-ibu kelurahan dalam kegiatan pekan bersih yang digelar bekerja sama dengan Telkomsel pada acara Open Drive Test Telkomsel.
Menurut Sofyan, untuk menciptakan masyarakat yang sehat maka yang paling menentukan adalah bagaimana menciptakan lingkungan hidup yang baik, bagaimana mengubah perilaku masyarakat yang mendukung program kesehatan dan bagaimana menciptakan pelayanan kesehatan yang optimal.
Menurut Sofyan, tidak mungkin masyarakat sehat jika masyarakatnya masih tinggal di rumah yang tidak layak huni, belum mendapatkan aliran air bersih, tinggal di tengah pembuangan sampah dan limbah berbahaya. Bahkan masih ada yang tinggal di tengah rawa-rawa dengan air tergenang.
Perilaku masyarakat harus sesuai kaidah kesehatan dan meninggalkan perilaku yang tidak menguntungkan kesehatan. Selain itu, Pemkot Bontang juga telah meluncurkan program dokter keluarga dengan mendidik dan melatih 44 orang dokter untuk memberi pelayanan kepada masyarakat di klinik dokter keluarga.
Program Dokter Keluarga pertama kali yang dilaksanakan di Kota Bontang ini merupakan pilot project di Indonesia. Untuk menunjang program tersebut, Pemkot Botang telah menyiapkan klinik dokter keluarga di 9 lokasi. Dokter keluarga ini dibantu tim terdiri dari perawat, apoteker dan tenaga administrasi yang melayani 77.800 orang. Pelayanan kesehatannya tidak tergantung askes, jamsostek (Jamkesmas) atau asuransi kesehatan lainnya.
Kesuksesan Pemkot Bontang menanamkan perilaku hidup bersih kepada masyarakatnya terbukti dengan penanganan banjir. Sebelumnya, kota pengjasil batu bara ini langganan terkena banjir. Dalam sekejap, kota yang awalnya kumuh dan selalu menjadi langganan banjir ini secara drastis menjadi kota bersih dan bebas banjir.
Apalagi Pemkot Bontang lebih bersemangat ketika kota ini berhasil meraih dan mempertahankan Adipura. Penghargaan di bidang kebersihan ini memang menjadi impian setiap pemerintah kota, termasuk Bontang. Hal itu terlihat jelas dalam bentuk tindakan yang dilakukan Pemkot menjelang masa-masa penilaian Adipura dimulai. Semua kepala dinas sampai lurah sibuk.
“Malu rasanya kalau tahun ini Pemkot Bontang yang sudah pernah meraih Adipura, gagal. Apa jadinya kalau gagal. Apakah semua kepala dinas sampai lurah akan copot, atau disumpah serapah tujuh hari tujuh malam oleh masyarakat,” ujar Sofyan sebelum melepas rombongan dinas kebersihan dan Telkomsel pada saat melakukan pawai kebersihan beberapa waktu lalu.
Nah, jika Kota Bontang bisa berbenah dan sanggup mempertahankan Adiputa, lantas mengapa dengan Kota Pontianak? yang selama ini terkenal sebagai kota kumuh dan langganan banjir. Tinggal bagaimana mengelola sampah dan menanamkan kesadaran kepada setiap masyarakat, apakah mau seperti cara hidup masyarakat Bontang?.
Kenyataannya, Pemkot Pontianak belum memiliki pola untuk menanamkan perilaku hidup bersih kepada masyarakatnya. Kalau hanya slogan dan imbauan, semua daerah bisa melakukannya, baik dalam pertemuan maupun dalam kesempatan-kesempatan terbatas.
Bisa dipastikan jika pola hidup masyarakat dan Pemkot Bontang diadopsi oleh masyarakat dan Pemkot Pontianak, maka lambat laun Pontianak akan mengubah wajah dan kesan kotanya dari yang kumuh menjadi bersih. (kholil yahya/habis)

Melirik Penataan dan Kebersihan Kota Bontang, Kaltim (4)

Siap Menjadi Wilayah Percontohan Pengomposan Sampah

Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, perlu penerapan metode pengelolaan sampah yang melibatkan partisipasi seluruh masyarakat. Apa yang dilakukan Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, perlu di contoh. Mereka mengatasi timbunan sampahnya dengan menggunakan metode Reduce, Reuse dan Recycle (3R) atau mengurangi, gunakan kembali dan melakukan daur ulang. Predikat yang diraih dari Pemkot Bontang sebagai kelurahan pemenang Green Award yang biasanya dianugerahkan malam pergantian tahun memang tidak membuat masyarakat dan seluruh stakeholder di wilayah tersebut berpangku tangan. Sebaliknya semua lapisan masyarakat terus memacu dirinya secara pribadi untuk sadar kebersihan. Kelurahan hasil pemekaran dari Tanjung Laut uantuk sekian kalinya kata Walikota Bontang sering melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknologi (bintek) tentang penerapan sampah terpadu melalui metode 3R atau dengan melakukan pengurangan timbunan sampah, memanfaatkan sampah yang masih bisa digunakan serta melaksanakan daur ulang sampah. Selain melibatan pokja sehat kelurahan, pelaksanaan bintek juga melibatkan Kantor Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran (PMK) Bontang yang dilanjutkan pemberian alat pengomposan secara gratis kepada ibu-ibu dasawisma di lingkungan RT da RW yang dijadikan lokasi percontohan. Walikota Bontang dr HA Soyan Hasdam SpS mengaku, walaupun teknik pengomposan relatif mudah dilaksanakan. Namun, hal tersebut tetap memerlukan tekad dan kesungguhan dari seluruh masyarakat khususnya ibu-ibu yang hampir setiap hari bersentuhan dengan sampah rumah tangga dan dapur. “Terpilihnya salah satu kelurahan sebagai lokasi percontohan sudah melalui pertimbangan potensi wilayah, terutama dengan melihat tingginya tingkat partisipasi dan keaktifan ibu-ibu dasa wisma di wilayah tersebut. Nah kedepannya Wilayah Bontang siap menjadi wilayah Bontang secara keseluruhan dari kabupaten/kota yang ada di Indonesua,” terang Sofyan, pada saat membuka acara bersih-bersih di Kelurahan Api-Api pada saat perayaan Open Drive Test Telkomsel yang bekerjasama dengan Pemkot dan Dinas Kebersihan Kota Bontang.
Lebih lanjut dijelaskannya, jika metode 3R berhasil dilaksanakan di wilayah percontohan, maka ke depan metode yang sama akan bisa diterapkan untuk seluruh rumah tangga yang ada di wilayah masing-masing kelurahan. “Besar harapan saya kiranya metode 3R ini terlaksana dengan baik sehingga metode yang sama akan diterapkan di seluruh wilayah kelurahan,” ujarnya sambil menyerahkan bantuan bak sampah kering dan basah kepada ibu-ibu di kelurahan Api-Api.
Dalam hal kebersihan Bontang di banding Pontianak sangat jauh berbeda untuk mengikuti jejaknya pola pemerintahannya harus punya inovasi dan gebrakan, Selain memang harus s berbenah Pontianak mesti banyak belajar, Kota Bontang, Balik Papan, Kutai merupakan daerah yang paling tepat untuk dijadikan guru. Hal paling sederhana yang harus dilakukan yakni menyediakan bak sampah di daerah pemukiman padat penduduk seperti halnya yang ada di Kota Bontang. Selain itu menambah armada kendaraan pengangkut sampah, dan menanamkan rasa cinta kebersihan kepada masing-masing individu. Jika Kota Bontang dalam hal kebersihan selalu melibatkan remaja dan pelajar kenapa tidak di Pontianak? Perbandingan yang paling sederhana jika di Kota Bontang kita tidak akan melihat onggokan sampah yang bertaburan di sepanjang jalan. Tapi sebaliknya dengan Pontianak yang setiap saat akan melihat sampah yang ada di sepanjang jalan yang sehari-hari kita lalui. Pemandangan ini hampir terlihat setiap hari, sampah dan masalah kebersihan masih saja menjadi kendala yang besar. “Siapa bilang Pontianak bersih, kalau bersih kenapa banyak sampah di sepanjang jalan,” ucap Agus Salim salah seorang warga Pontianak Utara. Menurut Agus Walikota Pontianak dr Buchary A Rahman bisa berguru dan belajar dengan pola kebersihan Kota Bontang. Selain kebersihan yang sangat dikenal di Kota Bontang, kota ini juga pernah mendapat pengharagaan sebagai daerah yang paling prima dalam pelayanannya. “Kalau kita ingin bersih, mulai sekaranglah waktunya untuk berbenah,” ujar Agus. (kholil yahya/bersambung)

Melirik Penataan dan Kebersihan Kota Bontang, Kaltim (3)

Dana dan Alat Tak Berarti Tanpa Perubahan Sikap

Banyak hal dapat ditiru Kota Pontianak dari pengelolaan dan manajemen kebersihan di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim). Meskipun bukan perkara mudah, namun jika ada komitmen bersama masyarakat maka akan tercapai.
Hal terpenting yang harus digalakkan adalah kesadaran individu untuk menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. Tekad inilah yang menjadi kekuatan pokok Pemkot untuk menjadikan Bontang sebagai kota yang bersih dan nyaman.
Ketika rombongan Telkomsel bersama perwakilan wartawan se-Kalimantan berkunjung ke Kota Bontang, pekan lalu dalam kegiatan Open Drive Test Telkomsel, terkesima melihat kondisi lingkungan Kota Bontang.
Sebelum ke hotel, rombongan terlebih dahulu diajak berkeliling kota oleh kepala rombongan dari Telkomsel. Di sana bisa dilihat jelas pemandangan kota yang bersih dan indah. Penataan kotanya sangat rapi, rumput dan tanaman terlihat asri berjajar di sepanjang jalan. “Itu hasil kreativitas masyarakat dan pemerintah setempat,” kata Agus Kencana, salah seorang presenter khusus Telkomsel.
Menurutnya, untuk menjadikan kota bersih, walikota memberikan bantuan kepada masyarakat setempat. Untuk penataan kebersihan, Pemkot Bontang selalu melibatkan ibu-ibu PKK, dan siswa sekolah. Bagi sekolah, walikota menetapkan kebijakan khusus mengenai bantuan uang sebesar Rp 200 ribu per kelas dan 5 juta per sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif. Uang itu digunakan untuk mendekorasi ruang kelas sesuai kebutuhan siswa.
Berarti, program kebersihan memang ditopang dengan anggaran sebagai salah satu perwujudan sebuah kebijakan yang berujung pada target peningkatan kualitas SDM. Hanya teori? Ternyata tidak, sebab Walikota Bontang benar-benar mengaktualisasikan konsepnya dengan cara praktis, terukur dan bisa diikuti segenap aparaturnya, termasuk tenaga pengajar dan para siswa sekolah serta masyarakat.
Selain itu, Walikota Bontang dr HA Sofyan Hasdam SpS, menekankan pada seluruh jajaran aparatur dan masyarakat Kota Bontang, bahwa kreativitas dalam segala bidang—termasuk kebersihan lingkungan, jalan dan pekarangan—merupakan suasana yang diidamkan dan keleluasaan mengekspresikan diri sebagai masyarakat.
Sofyan secara lantang mengatakan dirinya akan mempersiapkan Kota Bontang memiliki SDM yang siap mendukung daerah kawasan perikanan, selain penataan kota dan masalah kebersihan.
“Suatu saat, industri berbasis gas di Kaltim akan habis, kita harus antisipasi hal ini dengan mempersiapkan potensi lain sehingga bila sumber daya alam tidak terbarukan ini habis, Bontang sudah memiliki kekuatan lain,” ujar Softan.
Salah satunya, kata dia, adalah perikanan. Bontang memiliki luas laut yang lebih besar daripada daratan. Karena itu sedang disiapkan SDM yang memadai dalam pengelolaan perikanan tangkap dan perikanan budi daya.
Kebijakan yang bersumber dari ide-ide cerdas seolah mengalir tanpa henti dari sosok Sofyan Hasdam. Pemimpin ini berpandangan, peningkatan kualitas SDM dan kebersihan tidak hanya melalui pendidikan, dan penyuluhan kebersihan. Tetapi, tidak kalah pentingnya adalah budaya hidup.
“Coba kita lihat, dulu pasar-pasar begitu kumuh. Sampah teronggok di mana-mana. Biarpun pemerintah kota dibekali dengan truk-truk sampah modern dan tenaga yang lebih banyak, kita tidak akan mampu menangani kebersihan pasar-pasar itu. Maka kita perlu mengubah sudut pandang kita sendiri,” papar Sofyan.
Masalah sampah adalah masalah kedisiplinan. Kedisiplinan dari para pelaku di pasar itulah yang menyebabkan pasar menjadi kumuh. Karena itu, kita tidak perlu menambah armada kebersihan, kita hanya perlu menciptakan disiplin mengelola sampah.
Sofyan Hasdam yang mengawali debut kariernya sebagai dokter di sebuah Puskesmas di Lospalos, Timor Timur itu mengaplikasikan ilmu kesehatan dalam pengelolaan kawasan sebagai bagian dari tugasnya, sebagai Walikota Bontang. Soal latar belakang disiplin ilmu ini, sepintas tak ada bedanya dengan Walikota Pontianak yang juga seorang dokter.
Sofyan tidak pernah melewatkan tugas-tugas untuk memberikan penyuluhan langsung pada masyarakat untuk menyadarkan bagaimana pentingnya lingkungan sehat. Lingkungan yang sehat diperoleh dengan budaya disiplin.
“Saya selalu mengajak masyarakat untuk terbiasa menghargai orang lain. Dengan membuang sampah sembarangan, itu berarti tidak menghargai orang lain. Kalau setiap orang membuang sampah di sembarang tempat, artinya orang-orang sudah tidak saling menghargai. Artinya tidak ada kesetiakawanan sosial,” ucap Sofyan. (kholil yahya/bersambung)

Melirik Penataan dan Kebersihan Kota Bontang, Kaltim (2)

Black Award Bagi Kelurahan Jorok

Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) menaruh perhatian besar terhadap pentingnya kebersihan lingkungan. Kesan kumuh seperti kebanyakan kondisi perkotaan, tak tampak di kota penghasil batu bara ini.
Dalam setiap kesempatan tatap muka dengan masyarakat maupun event-event tertentu, Walikota Bontang dr HA Sofyan Hasdam SpS selalu menyisipkan pesan-pesan tentang kebersihan lingkungan. Bahkan untuk perayaan malam pergantian tahun, kota ini menggelar kegiatan yang unik.
Kalau kebiasaan perayaan tahun baru di Kota Pontianak selalu diisi pesta kembang api dan hiburan musik, di Bontang ternyata lain. “Malam pergantian tahun itu tidak hanya dijadikan sebagai malam peralihan, tetapi juga dijadikan sebagai malam pengumuman penghargaan Clean Award, Green Award dan Black Award,” kata Sofyan Hasdam saat memberikan sambutan pada kegiatan bersih-bersih di Kelurahan Api-Api dalam Open Drive Test Telkomsel, Sabtu (19/4) pekan lalu bersama beberapa wartawan asal Kalimantan.
Hal ini dilakukan Pemkot Bontang guna mendukung langkah maju berbagai program-program kebersihan. Untuk menghindari agar tak memperoleh black award, para lurah di setiap kelurahan berkewajiban memberi pemahaman dan tanggung jawab untuk sama-sama menjaga kebersihan kepada masing-masing kepala keluarga maupun perorangan.
Sebaliknya bagi kelurahan terhijau akan membawa pulang Green Award dan Kelurahan terbersih akan membawa pulang Clean Award. Demikian sebaliknya bagi kelurahan paling jorok akan mendapat predikat Black Award. Agar terhindar dari predikat terkotok itu, setiap kampung dan kelurahan mengadakan program bedah kampung bersama masyarakat sekitar.
Bersih, hijau dan joroknya satu kampung atau kelurahan penilaiannya bermacam-macam dan ada indikator penilaiannya meliputi pelayanan kesehatan di kelurahan, sarana kebersihan, sanitasi di lingkungan kelurahan, taman, dan penggunaan halaman untuk tanaman obat keluarga.
Hal ini dievaluasi setiap enam bulan sekali. Pemkot bersama jajarannya akan mengevaluasi setiap kecamatan dan kelurahan di seluruh Kota Bontang dari sisi pengelolaan kesehatan lingkungan. Dari penilaian itu, apakah sebuah kawasan menjadi kumuh ataukah meningkat kebersihannya? Nah, kecamatan dan kelurahan yang mendapatkan nilai di bawah 200 akan mendapatkan Black Award alias Piagam Penghargaan Hitam bagi yang melalaikan kesehatan lingkungan . Dengan cara ini, warga berlomba-lomba menjaga lingkungan karena khawatir mendapatkan predikat yang mendatangkan aib.
Kendati tidak sebersih Singapura, namun Kota Bontang di bawah pimpinan Sofyan bertekad menjadi kota terbersih di Indonesia. “Memang hingga saat ini kita belum mendapatkan pengharagaan Adipura, tapi saya secara pribadi bertekad akan memajukan kota ini semaksimal mungkin khususnya di bidang kebersihan,” tegasnya.
Menurut Sofyan, masyarakatnya tidak hanya diimbau peduli terhadap kebersihan dan lingkungan. Bagi masyarakat yang akan membuang sampah, diingatkan untuk membuang pada malam hari. Sebab, jika ketahuan membuang sampah di luar jam yang sudah ditetapkan maka akan didenda sesuai Perda Kota Bontang.
Selain menerapkan regulasi itu, Pemkot Bontang melalui dinas kebersihan menyediakan berbagai bak sampah yang ditempatkan di sudut-sudut Kota Bontang. Bak atau kotak sampah itu sengaja di sediakan dalam dua bentuk, yakni bak sampah basah dan bak sampah kering. “Tinggal pilih sampah yang akan di buang apakah kering atau basah,” jelas Sofyan.
Dia menjelaskan jika suatu daerah ingin menerapkan hidup bersih dan asri sebenarnya tidak terlalu sulit, apalagi kemauan terhadap kebersihan dan keindahan sangat besar. Cukup dengan menawarkan beberapa program seperti Clean Award, Green Award dan Black Award. “Dan kita tetap menyuntik dengan program-program lain, intinya sama-sama mengarah kepada kebersihan,” ulas Sofyan. (kholil yahya/bersambung)

Melirik Penataan dan Kebersihan Kota Bontang, Kaltim (1)

Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih

Pekan lalu, perwakilan para wartawan dari wilayah Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan (Pamasuka) berkesempatan mengunjungi Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mengikuti Open Drive Test Telkomsel. Kesan saat pertama kali memasuki kota tersebut, begitu asri dan nyaman.
Tak ditemukan sampah-sampah yang bertaburan di beberapa sudut kota maupun di sepanjang jalan raya dan gang-gang. Letak bangunan pemerintah, pemukiman penduduk dan fasilitas publik begitu tertata rapi. Sangat tampak jelas, tata kota yang diterapkan melalui perencanaan matang.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang memang sudah membudayakan perilaku hidup bersih bagi warganya. Motto yang disandang sebagai kota bersih, indah dan nyaman (Beriman) direalisasikan berkat kesadaran warga dan program yang dijalankan pemerintahnya. Sangat cocok jika konsep dan program yang dijalankan Bontang itu diadopsi oleh Pemkot Pontianak yang tak pernah sepi dari permasalah sampah.

Bontang merupakan salah satu daerah penghasil batu bara, berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Penataan kotanya sangat indah dan didukung gerakan ramah lingkungan. Di sepanjang Jalan Kota Bontang berjajar pepohonan hijau.

Kelak, jika bandara di Kota Samarinda sudah dioperasikan, masyarakat tidak perlu lagi menempuh hampir lima jam dengan perjalanan darat dari Bandara Sepinggan, Balikpapan. Tetapi bisa menempuh melalui perjalanan darat menuju Bontang yang hanya memakan waktu sekitar dua jam. Kendati demikian, jalan provinsi perlu diperlebar dan dipertebal karena frekuensi lalu lalang truk-truk industri.

“Kalau mau melihat Kalimantan Timur di tahun 2020 bisa diharapkan seperti Singapura saat ini,” kata Walikota Bontang dr HA Sofyan Hasdam SpS kepada Equator mengawali wawancara seputar kebersihan di kota tersebut. Meski tak sebersih di Singapura, namun Bontang telah cukup mewakili kota terbersih di Kalimantan.

Selain memerhatikan kebersihan, Sofyan ternyata fokus juga terhadap upaya pendidikan SDM (Sumber Daya Manusia) adalah prioritas utama pembangunan di Kaltim agar bisa memenuhi kecepatan pembangunan ekonomi. “Masyarakat Kalimantan Timur ini seharusnya bersyukur dianugerahi sumber daya alam yang melimpah. Karena itu, kita mesti membangun manusianya, agar bisa mengelola sumber daya alam yang melimpah itu dengan baik demi kesejahteraan Indonesia,” tuturnya.

Untuk mencapai Kota Bontang 2020, harus ada pilar-pilar praktis yang tersusun rapi dan membuahkan hasil. Bisa secara bertahap melalui pencapaian tahapan-tahapan target.

Berbekal predikatnya sebagai dokter, Sofyan Hasdam menaruh perhatian besar dalam pembangunan kualitas manusia. Masyarakat Kaltim tengah berupaya mewujudkan kesejahteraan. “Untuk sejahtera mereka harus terdidik. Pemerintah Kota Bontang selain memberikan pendidikan gratis 12 tahun, juga terus-menerus memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada para tenaga pendidik dan pengelola sekolah dasar dan menengah,” ungkapnya.

Walaupun gratis, tetapi berkualitas. Itu adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Begitulah salah satu komitmen Walikota Bontang. Bagaimana bentuk aktualisasi kualitas yang dimaksudkan walikota Bontang?

“Misalnya, kita terbiasa menargetkan siswa naik kelas 100 persen. Sehingga anak didik yang rajin belajar dan pantas naik kelas karena nilainya baik kemudian akan merasa sia-sia karena temannya yang tidak belajar-pun juga naik kelas,” kata Sofyan menanggapi pertanyaan Equator mengenai strategi peningkatan kualitas pendidikan dasar di Bontang. (kholil yahya-bersambung