Kamis, 08 Mei 2008

Melirik Penataan dan Kebersihan Kota Bontang, Kaltim (4)

Siap Menjadi Wilayah Percontohan Pengomposan Sampah

Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, perlu penerapan metode pengelolaan sampah yang melibatkan partisipasi seluruh masyarakat. Apa yang dilakukan Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, perlu di contoh. Mereka mengatasi timbunan sampahnya dengan menggunakan metode Reduce, Reuse dan Recycle (3R) atau mengurangi, gunakan kembali dan melakukan daur ulang. Predikat yang diraih dari Pemkot Bontang sebagai kelurahan pemenang Green Award yang biasanya dianugerahkan malam pergantian tahun memang tidak membuat masyarakat dan seluruh stakeholder di wilayah tersebut berpangku tangan. Sebaliknya semua lapisan masyarakat terus memacu dirinya secara pribadi untuk sadar kebersihan. Kelurahan hasil pemekaran dari Tanjung Laut uantuk sekian kalinya kata Walikota Bontang sering melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknologi (bintek) tentang penerapan sampah terpadu melalui metode 3R atau dengan melakukan pengurangan timbunan sampah, memanfaatkan sampah yang masih bisa digunakan serta melaksanakan daur ulang sampah. Selain melibatan pokja sehat kelurahan, pelaksanaan bintek juga melibatkan Kantor Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran (PMK) Bontang yang dilanjutkan pemberian alat pengomposan secara gratis kepada ibu-ibu dasawisma di lingkungan RT da RW yang dijadikan lokasi percontohan. Walikota Bontang dr HA Soyan Hasdam SpS mengaku, walaupun teknik pengomposan relatif mudah dilaksanakan. Namun, hal tersebut tetap memerlukan tekad dan kesungguhan dari seluruh masyarakat khususnya ibu-ibu yang hampir setiap hari bersentuhan dengan sampah rumah tangga dan dapur. “Terpilihnya salah satu kelurahan sebagai lokasi percontohan sudah melalui pertimbangan potensi wilayah, terutama dengan melihat tingginya tingkat partisipasi dan keaktifan ibu-ibu dasa wisma di wilayah tersebut. Nah kedepannya Wilayah Bontang siap menjadi wilayah Bontang secara keseluruhan dari kabupaten/kota yang ada di Indonesua,” terang Sofyan, pada saat membuka acara bersih-bersih di Kelurahan Api-Api pada saat perayaan Open Drive Test Telkomsel yang bekerjasama dengan Pemkot dan Dinas Kebersihan Kota Bontang.
Lebih lanjut dijelaskannya, jika metode 3R berhasil dilaksanakan di wilayah percontohan, maka ke depan metode yang sama akan bisa diterapkan untuk seluruh rumah tangga yang ada di wilayah masing-masing kelurahan. “Besar harapan saya kiranya metode 3R ini terlaksana dengan baik sehingga metode yang sama akan diterapkan di seluruh wilayah kelurahan,” ujarnya sambil menyerahkan bantuan bak sampah kering dan basah kepada ibu-ibu di kelurahan Api-Api.
Dalam hal kebersihan Bontang di banding Pontianak sangat jauh berbeda untuk mengikuti jejaknya pola pemerintahannya harus punya inovasi dan gebrakan, Selain memang harus s berbenah Pontianak mesti banyak belajar, Kota Bontang, Balik Papan, Kutai merupakan daerah yang paling tepat untuk dijadikan guru. Hal paling sederhana yang harus dilakukan yakni menyediakan bak sampah di daerah pemukiman padat penduduk seperti halnya yang ada di Kota Bontang. Selain itu menambah armada kendaraan pengangkut sampah, dan menanamkan rasa cinta kebersihan kepada masing-masing individu. Jika Kota Bontang dalam hal kebersihan selalu melibatkan remaja dan pelajar kenapa tidak di Pontianak? Perbandingan yang paling sederhana jika di Kota Bontang kita tidak akan melihat onggokan sampah yang bertaburan di sepanjang jalan. Tapi sebaliknya dengan Pontianak yang setiap saat akan melihat sampah yang ada di sepanjang jalan yang sehari-hari kita lalui. Pemandangan ini hampir terlihat setiap hari, sampah dan masalah kebersihan masih saja menjadi kendala yang besar. “Siapa bilang Pontianak bersih, kalau bersih kenapa banyak sampah di sepanjang jalan,” ucap Agus Salim salah seorang warga Pontianak Utara. Menurut Agus Walikota Pontianak dr Buchary A Rahman bisa berguru dan belajar dengan pola kebersihan Kota Bontang. Selain kebersihan yang sangat dikenal di Kota Bontang, kota ini juga pernah mendapat pengharagaan sebagai daerah yang paling prima dalam pelayanannya. “Kalau kita ingin bersih, mulai sekaranglah waktunya untuk berbenah,” ujar Agus. (kholil yahya/bersambung)

Tidak ada komentar: