Bedah Kampung Bisa Ditiru Kota Pontianak
Untuk mewujudkan Kota Bontang yang bersih dan terlepas dari kesan pemukiman kumuh, setiap tahunnya Pemkot Bontang selalu mengimbau warganya untuk hidup dan berperilaku bersih. Selain itu hampir setiap tahun, Pemkot juga mengaktifkan bedah kampung.
Pada 2008 ini saja, sedikitnya 972 rumah keluarga miskin yang tak layak huni telah direhabilitasi menjadi rumah yang layak huni oleh Pemkot Bontang. Bedah rumah yang dilakukan sejak 2001 itu merupakan cikal bakal program bedah kampung yang dicanangkan Ketua BKKBN Pusat.
Bedah kampung merupakan salah satu upaya untuk mengubah wajah kampung yang semula kumuh menjadi wilayah bersih dan sehat seiring Bontang Sehat 2008. Pada bedah kampung ini, selain rumah yang diperbaiki juga lingkungannya termasuk perilaku masyarakatnya.
Hal ini diakui Walikota Bontang dr H Sofyan Hasdam SpS saat memberikan pengarahan kepada ibu-ibu kelurahan dalam kegiatan pekan bersih yang digelar bekerja sama dengan Telkomsel pada acara Open Drive Test Telkomsel.
Menurut Sofyan, untuk menciptakan masyarakat yang sehat maka yang paling menentukan adalah bagaimana menciptakan lingkungan hidup yang baik, bagaimana mengubah perilaku masyarakat yang mendukung program kesehatan dan bagaimana menciptakan pelayanan kesehatan yang optimal.
Menurut Sofyan, tidak mungkin masyarakat sehat jika masyarakatnya masih tinggal di rumah yang tidak layak huni, belum mendapatkan aliran air bersih, tinggal di tengah pembuangan sampah dan limbah berbahaya. Bahkan masih ada yang tinggal di tengah rawa-rawa dengan air tergenang.
Perilaku masyarakat harus sesuai kaidah kesehatan dan meninggalkan perilaku yang tidak menguntungkan kesehatan. Selain itu, Pemkot Bontang juga telah meluncurkan program dokter keluarga dengan mendidik dan melatih 44 orang dokter untuk memberi pelayanan kepada masyarakat di klinik dokter keluarga.
Program Dokter Keluarga pertama kali yang dilaksanakan di Kota Bontang ini merupakan pilot project di Indonesia. Untuk menunjang program tersebut, Pemkot Botang telah menyiapkan klinik dokter keluarga di 9 lokasi. Dokter keluarga ini dibantu tim terdiri dari perawat, apoteker dan tenaga administrasi yang melayani 77.800 orang. Pelayanan kesehatannya tidak tergantung askes, jamsostek (Jamkesmas) atau asuransi kesehatan lainnya.
Kesuksesan Pemkot Bontang menanamkan perilaku hidup bersih kepada masyarakatnya terbukti dengan penanganan banjir. Sebelumnya, kota pengjasil batu bara ini langganan terkena banjir. Dalam sekejap, kota yang awalnya kumuh dan selalu menjadi langganan banjir ini secara drastis menjadi kota bersih dan bebas banjir.
Apalagi Pemkot Bontang lebih bersemangat ketika kota ini berhasil meraih dan mempertahankan Adipura. Penghargaan di bidang kebersihan ini memang menjadi impian setiap pemerintah kota, termasuk Bontang. Hal itu terlihat jelas dalam bentuk tindakan yang dilakukan Pemkot menjelang masa-masa penilaian Adipura dimulai. Semua kepala dinas sampai lurah sibuk.
“Malu rasanya kalau tahun ini Pemkot Bontang yang sudah pernah meraih Adipura, gagal. Apa jadinya kalau gagal. Apakah semua kepala dinas sampai lurah akan copot, atau disumpah serapah tujuh hari tujuh malam oleh masyarakat,” ujar Sofyan sebelum melepas rombongan dinas kebersihan dan Telkomsel pada saat melakukan pawai kebersihan beberapa waktu lalu.
Nah, jika Kota Bontang bisa berbenah dan sanggup mempertahankan Adiputa, lantas mengapa dengan Kota Pontianak? yang selama ini terkenal sebagai kota kumuh dan langganan banjir. Tinggal bagaimana mengelola sampah dan menanamkan kesadaran kepada setiap masyarakat, apakah mau seperti cara hidup masyarakat Bontang?.
Kenyataannya, Pemkot Pontianak belum memiliki pola untuk menanamkan perilaku hidup bersih kepada masyarakatnya. Kalau hanya slogan dan imbauan, semua daerah bisa melakukannya, baik dalam pertemuan maupun dalam kesempatan-kesempatan terbatas.
Bisa dipastikan jika pola hidup masyarakat dan Pemkot Bontang diadopsi oleh masyarakat dan Pemkot Pontianak, maka lambat laun Pontianak akan mengubah wajah dan kesan kotanya dari yang kumuh menjadi bersih. (kholil yahya/habis)
Kamis, 08 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar