Belum hilang cerita penderita gizi buruk, sekarang muncul penyakit lumpuh layu (Acute Placid Paralysis). Korbannya, dua orang bersaudara dari keluarga miskin, Sadam Husin, 17 dan Dam’in warga Jalan Parit Pangeran, Gang Melati II RT 2 RW 10, Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara. Penyakit yang diderita keduanya tidak menyerang secara bersamaan. Sadam Husin, pemuda yang seharusnya sudah tamat SMA ini terserang lumpuh layu sejak usianya 7 tahun. “Pada saat itu saya masih berumur 7 tahun persisnya kelas I SD,” cerita Sadam ditemui Equator, kemarin.
Sementara adiknya Dam’in, dia terserang sejak usianya 4 tahun. Sejak itulah hingga sekarang dia hanya bisa terbaring lemas pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa.
Keinginan sembuh tidak saja muncul dari wajah Sadam Husin, keinginan itu juga timbul dari Dam’in yang juga menginginkan kesembuhan itu segera datang.
Tak heran jika pada saat berdialog bersama Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar Devie Tiomana ST keduanya mengutarakan keinginannya untuk memiliki kursi roda. “Saya ingin sekali memiliki kursi roda, namun lebih menginginkan sembuh,” ucap Sadam Husin yang perkataannya tidak begitu jelas.
Keinginan sembuh dari kedua bersaudara ini sama dengan apa yang diinginkan tiga bersaudara yang terserang lumpuh layu di daerah Tanjung Hilir, Pontianak Timur, Rusni, Mat Derun dan Jumiati. ”Saya sangat yakin kalau suatu saat kami akan sembuh dan berjalan seperti biasa. Dan tidak ada satupun yang tak mungkin jika Allah menginginkan,” kata Sadam Husin penuh rasa optimis.
Menanggapi keinginan keduanya Direktur YNDN Kalbar, Devie Tiomana ST dalam waktu dekat akan berusaha sekeras mungkun kursi roda yang diinginkan kedua penderita lumpuh layu ini. Devie yang juga Ketua Harian Lembaga Perlindungan Anak di Kalbar akan terus memperjuangkan apa yang menjadi hak anak.
“Tidak hanya di bidang hukum di bidang sosial dan kesehatan kami akan memperjuangkan nasib mereka. Dan YNDN akan berusaha menjadi penyambung lidah masyarakat kepada pemerintah. Selain itu juga kami berupaya untuk mendekatkan diri terhadap pelayanan kesehatan bagi anak,” jelas Devie.
Sementara, menurut keterangan bapak kedua korban, Mulayar, penyakit yang diderita anaknya tergolong aneh. ”Jika ada faktor keturunan kenapa tidak ada turunan dari orang tuanya dan kakeknya. Mungkin, memang sudah nasib kami,” ujar Mulayar.
Menurutnya, kasus anaknya tersebut merupakan kasus anak beberapa kali di kunjungi dari Pemkot dann dari DPRD Kota Pontianak. “Tapi hanya kunjungan, hingga sampai saat ini anak yang memerlukan kursi roda belum terpenuhi,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menceritakan persalinan istrinya yang tergolong normal. “Dia lahir normal dan tidak ada kelainan pada saat melahirkan,” ujarnya. Untuk kesembuhan keduanya, Mulayar sudah berulang kali membawa anaknya ke dokter dan ke dukun serta singsang guna kesembuhan kedua anaknya. (lil)
Sementara adiknya Dam’in, dia terserang sejak usianya 4 tahun. Sejak itulah hingga sekarang dia hanya bisa terbaring lemas pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa.
Keinginan sembuh tidak saja muncul dari wajah Sadam Husin, keinginan itu juga timbul dari Dam’in yang juga menginginkan kesembuhan itu segera datang.
Tak heran jika pada saat berdialog bersama Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar Devie Tiomana ST keduanya mengutarakan keinginannya untuk memiliki kursi roda. “Saya ingin sekali memiliki kursi roda, namun lebih menginginkan sembuh,” ucap Sadam Husin yang perkataannya tidak begitu jelas.
Keinginan sembuh dari kedua bersaudara ini sama dengan apa yang diinginkan tiga bersaudara yang terserang lumpuh layu di daerah Tanjung Hilir, Pontianak Timur, Rusni, Mat Derun dan Jumiati. ”Saya sangat yakin kalau suatu saat kami akan sembuh dan berjalan seperti biasa. Dan tidak ada satupun yang tak mungkin jika Allah menginginkan,” kata Sadam Husin penuh rasa optimis.
Menanggapi keinginan keduanya Direktur YNDN Kalbar, Devie Tiomana ST dalam waktu dekat akan berusaha sekeras mungkun kursi roda yang diinginkan kedua penderita lumpuh layu ini. Devie yang juga Ketua Harian Lembaga Perlindungan Anak di Kalbar akan terus memperjuangkan apa yang menjadi hak anak.
“Tidak hanya di bidang hukum di bidang sosial dan kesehatan kami akan memperjuangkan nasib mereka. Dan YNDN akan berusaha menjadi penyambung lidah masyarakat kepada pemerintah. Selain itu juga kami berupaya untuk mendekatkan diri terhadap pelayanan kesehatan bagi anak,” jelas Devie.
Sementara, menurut keterangan bapak kedua korban, Mulayar, penyakit yang diderita anaknya tergolong aneh. ”Jika ada faktor keturunan kenapa tidak ada turunan dari orang tuanya dan kakeknya. Mungkin, memang sudah nasib kami,” ujar Mulayar.
Menurutnya, kasus anaknya tersebut merupakan kasus anak beberapa kali di kunjungi dari Pemkot dann dari DPRD Kota Pontianak. “Tapi hanya kunjungan, hingga sampai saat ini anak yang memerlukan kursi roda belum terpenuhi,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menceritakan persalinan istrinya yang tergolong normal. “Dia lahir normal dan tidak ada kelainan pada saat melahirkan,” ujarnya. Untuk kesembuhan keduanya, Mulayar sudah berulang kali membawa anaknya ke dokter dan ke dukun serta singsang guna kesembuhan kedua anaknya. (lil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar