Minggu, 19 Oktober 2008

Menelusuri Kekayaan Taman Nasional Gunung Palung (Bagian – 5)

Jarak Tempuh Lokasi dan Keindahan Gunung Palung

Lokasi penelitian Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) sebenarnya dipusatkan di lembah antara Gunung Palung dan Gunung Panti. Namun lokasi penelitian lebih dikenal dengan sebutan cabang panti dengan luas areal sekitar 1.500 hektar yang mencakup empat tipe vegetasi.
Sebagian besar masih berupa hujan primer yakni hujan rawa gambut, ekosistem alluvial, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan.
Stasiun riset cabang panti dapat dicapai melalui dua jalur yakni melalui sungai rantau panjang menggunakan long boat. Jalur ini sering menjadi pilihan pada musim hujan karena permukaan sungai cukup tinggi untuk di lalui long boat.
Biasanya, para penelitian untuk sampai di cabang panti melalui jalur sungai dari Dusun Semenjak atau Gunung Lalang (Desa Harapan Mulia). Jarak tempuhnya dari Dusun Semanjak ke stasiun penelitian cabang panti 24,6 kilometer. Sedangkan jarak dari Gunung Lalang ke stasiun riset cabang panti 35 kilometer. Perjalanan dari dua tempat ke stasiun cabang panti di tempuh dalam waktu sekitar 5 hingga 6 jam.
Jalur kedua untuk sampai di stasiun resit cabang panti adalah melalui Dusun Tanjung Gunung dengan berjalan kaki. Jaraknya sekitar 16 kilometer yang dapat ditempuh 6 jam hingga 7 jam. Jalur ini dapat dilalui pada musim kering maupun penghujan. Saat ini untuk jalur sungai kondisinya sangat sulit dilalui. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pohon, semak dan sampah di sepanjang sungai mulai dari Sungai Sebarat hingga ke Sungai Air Putih menuju stasiun riset cabang.
Demikian juga kondisi jalur darat dari dusun Tanjung Gunung cukup sulit untuk di lalui, terutama dari jalan setapak Dusun Tanjung Gunung. Hal ini disebabkan tertutupnya jalan oleh semak belukar. Selain itu jalan di samping jalur irigasi perairan (parit) sebagian besar tanahnya tergerus air sehingga sangat susah untuk dilewati.
Sedangkan dari Sungai Rangkong dan ke Sungai Bayas sebagian besar jalurnya sulit untuk di lalui. “Beberapa tanda jalur sudah rusak dan tidak dapat dikenali lagi,” kata Surya salah seorang driver (seorang pembawa long boat, sebutan masyarakat KKU).
Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Balai TNGP, Hendra Gunawan SP mengatakan kondisi jalur menuju stasiun penelitian cabang panti cukup sulit dilalui. Berbagai upaya sudah dilakukan. Perbaikan jalur pernah dilakukan dengan cara pembersihan jalur dari semak belukar pohon dan berbagai rintangan lain yang menghalangi jalur sungai. “Selain itu, kami juga memperbaiki tanda pengenal jalur seperti pita dan tanda pengenal lainnya,” ungkap Hendra yang sudah mengabdikan diri sejak tahun 2003 silam.
Mengingat kondisi jalur darat khususnya dari Tanjung Gunung sampai lokasi penelitian kondisinya rusak cukup parah dan melewati areal terbuka yang sangat panas, maka sebaiknya dibuat jalur baru dengan membuat jalan tembus (rintis) baru Tanjung Gunung sampai ke lokasi penelitian, melalui areal hutan depan kampung.
Alternatif lain jalan sungai dapat dilalui dari Sungai Sebarat. Jalur ini melalui jalan darat terlebih dahulu yang melewati Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir dan Transmigrasi Rantau Panjang. Jarak dari Jalan Provinsi ke Sungai Sebarat 10 kilometr dengan kondisi jalan cukup bagus (sedang dalam perbaikan) sehingga dapat dilalui sepeda motor.
Sedangkan jarak dari Sungai Sebarat hingga ke stasiun riset cabang panti 12, 56 kilometr yang dapat ditempuh dalam waktu dua hingga tiga jam menggunakan long boat. (Kholil Yahya – Bersambung)

Tidak ada komentar: