Kamis, 23 Oktober 2008

Menelusuri Kekayaan Taman Nasional Gunung Palung (Bagian – 6)

Menjadikan TNGP Sebagai Ikon Daerah

Selain akses yang sulit untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gunung Palung (TNGP), sarana dan prasarana di area penelitian ini masih rusak parah. Tugas pemerintah daerah untuk memperbaikinya. Tahap awal, perbaikan dapat diprioritaskan pada bangunan-bangunan seperti tempat kerja peneliti (camp besar) tempat tinggal peneliti, tempat tinggal petugas dan karyawan. Sementara untuk fungsi beberapa bangunan sebaiknya diubah sesuai kebutuhan.
Sarana dan prasarana di stasiun riset Cabang Panti yang ada pada saat ini hanya pondok sederhana untuk tempat tinggal peneliti. Untuk mempercepat proses operasionalisasi di stasiun penelitian ini, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Balai TNGP memberikan beberapa kegiatan skala prioritas.
Tahap awal, peneliti harus tinggal bersama dengan pembantu peneliti dalam satu bangunan. Ukurannya 4,5 x 12 meter dengan jumlah kamar 4 buah masing-masing berukuran 3x3 meter.
Tahap kedua memperbaiki bangunan yang menjadi tempat kerja peneliti terdiri dari ruang kerja bangunan, tempat tinggal peneliti dan pembantu peneliti. Yang ketiga yakni pembangunan ruang bambu. Barulah masuk kepada pembersihan jalur sungai menuju lokasi. Perbaikan jalur sungai dapat dilakukan dengan cara pembersihan jalur dari semak belukar, pohon dan berbagai rintangan yang menghalangi.
Ditanya mengenai keinginan dan harapan dari pengelola TNGP, Bupati Kayong Utara Hildy Hamid BE merencanakan perbaikan tersebut. Meski hingga sampai saat ini Pemda belum merancang rencana perbaikan akses ke lokasi TNGP. Namun pihaknya berencana menjadikan TNGP sebagai ikon daerah yang benar-benar dikenal dunia luar. “Saat ini yang perlu kami lakukan yakni menghilangkan citra negatif mengenai pelarangan masuk ke kawasan TNGP,” ujar Hildy.
Selain akses keluar masuk yang akan disulap, pihaknya juga berencana membangun camp untuk para peneliti lokal maupun asing. Para peneliti tidak perlu masuk ke lokasi TNGP dengan susah payah. “Insyaallah dalam waktu dekat Pemda sudah bisa memperbaiki akses keluar masuk lokasi TNGP dengan sedikit memperbaiki akses sarana menuju lokasi,” ungkapnya.
Camp itu akan didesain sederhana untuk memberikan pelayanan yang standar kepada para peneliti. “Tapi kita akan membatasi masyarakat umum keluar masuk lokasi, demi menjaga keasrian lingkungan TNGP,” katanya.
Hasil penelitian, kata Hildy selain menjadi arsip pribadi peneliti, juga akan menjadi referensi pemerintah daerah setempat. “Selain itu peneliti juga wajib menyimpan hasil penelitian di camp di mana peneliti tinggal,” ungkapnya. (Kholil Yahya – Habis)

Tidak ada komentar: