Kamis, 15 November 2007

Pedagang Pasar Puring Ancam Demo
Wako: Pemkot buat Perencanaan
Pontianak, Equator
Belum jelasnya realisasi pembangunan Pasar Puring Siantan, Pontianak Utara membuat pedagang gerah, dan mengancam menggelar demonstrasi di Kantor Wali Kota Pontianak dan gedung DPRD Kota Pontianak. Masyarakat tidak sabar agar pemerintah segera mewujudkan pembangunan pasar itu.
Hal itu disampaikan perwakilan pedagang masing-masing Bahar, Ahmadi, dan Edi, Jumat (9/11) kemarin di Kompleks Pasar Puring.
Selama ini, kata Bahar, pedagang kenyang dengan janji Pemkot yang setiap pertemuan selalu mengatakan akan secepatnya membangun Pasar Puring. “Namun mana realisasinya? Kalau hanya janji dan wacana kami pun bisa. Kalau memang masih belum ada kejelasan kami bersama seluruh pedagang Pasar Puring akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran,” ucap Bahar dengan mimik serius.
Kondisi Pasar Puring saat ini memang mengenaskan. Kerusakan tidak hanya terjadi di bagian atap dan kerangka Pasar Puring, drainase juga ikut tersumbat. “Tidak hanya di bangunan akan tetapi ketika hujan turun kami juga harus siap-siap untuk mengantisipasi banjir, karena drainasenya sudah tak berfungsi,” jelasnya.
Sementara Ahmadi menegaskan, pihaknya tidak hanya akan melakukan demonstrasi, namun bersama pedagang lainnya akan memboikot pembayaran retribusi. “Untuk apa kami membayar, puluhan tahun kami menunaikan kewajiban untuk membayar retribusi yang harganya Rp 100 per hari, namun apa balasannya,” ujarnya.
Ahmadi yang tak bisa menunjukkan kekecewaannya kepada Pemkot tersebut hanya menuntut hak mereka. “Kami hanya menuntut hak, bukan yang lain, jadi tolong permudah apa yang kami minta,” kata Ahmadi, pedagang sayur-mayur.
Sementara pada ornamen bangunan seperti diakui Edi, selain sangat membahayakan pedagang pada saat hujan yang disertai angin, pun jualan para pedagang banyak yang rusak. “Ini yang membuat dagangan kita turun yang pada akhirnya pedagang akan merugi akibat dagangan mereka yang rusak,” ungkapnya.
Baik Edi, Ahmadi, Burhan dan pedagang meminta selain Pemkot mereka juga meminta Ketua DPRD Kota Pontianak, H Gusti Hersan Aslirosa, SE sebagai anggota dewan yang lahir di Pontianak Utara bisa memperjuangkan pembangunan Pasar Puring. “Kami mohon agar Pak Hersan juga ikut membantu memuluskan keinginan kami sebagai pedagang,” harapnya.
Dihubungi via telepon selularnya, anggota DPRD Kota Pontianak M Fauzie SSos mengatakan, pedagang kesal dengan lemahnya penyerapan aspirasi oleh pemerintah. Terlebih katanya dalam jawaban wali kota terhadap PU juga sama sekali belum disinggung.
“Kami (Komisi B, red) sudah melakukan rapat dengan Dinas PU untuk mengajukan dalam RAPBD, karena untuk lanjutan pembangunan Pasar Cempaka, wali kota sendiri mengajukan Rp 8 miliar. Dari dana tersebut saya minta kalau tidak bisa setengahnya kami minta Rp 2 miliar dilarikan ke Pasar Puring,” kata Fauzie singkat.
Wakil Wali Kota Pontianak, H Sutarmidji SH MHum dikonfirmasi soal itu, mengatakan, pemerintah sejak beberapa tahun lalu berkeinginan kuat merehabilitasi pasar Puring. “Tetapi ada saja kendalanya. Ketika kita (Pemkot, Red) mau tertibkan, justru ada pedagang yang belum bersedia. Ada hambatan ini dan itu. Tetapi tahun ini kita sedang membuat perencanaan,” kata Sutarmidji, tadi malam.
Pembangunan Pasar Cempaka, menurutnya untuk menampung pedagang di Pasar Sudirman yang terkena pelebaran jalan. “Kalau dari dulu pedagang kooperatif, saya rasa tidak ada masalah,” kata mantan anggota DPRD Kota Pontianak ini. (lil)

Tidak ada komentar: